Jumat, 05 Juni 2009

Obama Mengutip Ayat Alquran

KAIRO - Pidato Presiden Amerika Barack Obama memberikan harapan bagi terbangunnya hubungan baru antara dunia Islam dan Barat. Hal itu terlihat dari komitmen yang dinyatakannya mengenai beragam isu di dunia Islam. Juga komitmen untuk hidup damai dengan masyarakat Muslim. Komitmen tersebut dipertegas Obama dengan mengutip surat Al-Hujarat ayat 13 dari Alquran.

"Alquran yang Suci mengatakan, 'Hai manusia! Kami ciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan, dan Kami ciptakan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal satu sama lain'. (O mankind! We have created you male and a female, and We have made you into nations and tribes so that you may know one another)," kata Obama melalui pidato yang disiarkan langsung di berbagai stasiun televisi seluruh dunia, Kamis (4/6/2009).

Pidato Obama itu disampaikan di hadapan ribuan orang di Cairo University, Kairo, Mesir. Obama yang mengenakan setelah jas hitam dan berdasi biru muda berbicara selama 47 menit. Setelah mengutip ayat Alquran, Obama mengutip ayat dari Bibel.

Ditegaskan Obama, masyarakat dunia dapat hidup bersama dalam damai. Hal itu adalah visi dari Tuhan, dan saat ini hal tersebut menjadi tugas manusia di Bumi untuk mewujudkannya.

Rakyat Amerika, kata Obama, siap untuk bergabung dengan warga negara, pemerintah, organisasi kemasyarakatan, pemimpin agama, dan pengusaha dari kalangan Muslim di seluruh dunia dalam mencapai kehidupan yang lebih baik.

Hal tersebut memang tidak mudah dicapai. Namun, menurut Obama, ada tanggung jawab bersama semua kalangan untuk mencapai dunia yang diinginkan.

"(Yaitu) Dunia di mana ekstrimis tidak lagi mengancam masyarakat kita, dan serdadu Amerika bisa pulang. Dunia di mana penduduk Israel dan Palestina sama-sama merasa aman di sebuah negara mereka sendiri, dan energi nuklir digunakan untuk tujuan damai; sebuah dunia di mana pemerintah melayani warga negaranya, dan hak seluruh anak-anak Tuhan dihormati. Itu semua adalah kepentingan bersama. Itu adalah dunia yang kita cari. Namun kita bisa mencapainya jika bersama," urai dia.

"Kita memiliki tenaga untuk menciptakan dunia yang kita inginkan, namun hanya jika kita berani menciptakan sebuah permulaan, menjaga dalam ingatan apa yang sudah tertulis."


Dikutip dari http://international.okezone.com/read/2009/06/04/18/226236/obama-mengutip-ayat-alquran

DPR: Pidato Obama Hanya Sekadar Wacana

JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Abdillah Toha menilai pidato Presiden Amerika Serikat Barack Obama di Kairo, Mesir, hanya sebatas wacana dan tidak ada wujud realisasinya, sehingga lebih tepat diperuntukan bagi umat Muslim Arab dan bukan untuk Indonesia.

"Jangan terlalu berharap banyak, pidato amat terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan kondisi dari apa yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Semua isi pidatonya lebih cocok di negara Timur Tengah, bukan Indonesia. Namun pidatonya mendapat simpati dari semua masyarakat dunia khususnya Islam, karena memang sosok Obama disukai oleh semua orang," ujarnya usai menghadiri nonton bareng pidato Obama di kediaman Center for Dialogue and Cooperation Among Civilization (CDCC), Jalan Kemiri Nomor 24, Jakarta Pusat, Kamis (4/6/2009).

Menurut dia, pidato yang disampaikan Obama hanya sebatas teori dan tidak terihat perwujudan konkretnya, sehingga belum dapat memberikan penyelesaian atas konflik di sejumlah negara Timur Tengah, misalnya konflik Palestina-Israel.

Karena itu Abdillah memprediksikan masa waktu setahun dirasa tidak akan terpenuhi dalam pembuktian janji Presiden asal Kenya tersebut.

"Itu akan kita lihat saat ini, tapi kalau dalam satu tahun apakah ada realisasinya yaitu sesuatu yang baru bagi umat muslim. Tapi setahun ini tidak mungkin, do not expect to much, need to action (Obama) tentunya harus ada keberanian besar, misalnya menarik pasukan AS didaerah konflik dan mampu bersikap dari adanya tindakan kekuasan melobi Yahudi yang besar," pungkasnya.

Dikutip dari http://news.okezone.com/read/2009/06/04/1/226289/dpr-pidato-obama-hanya-sekadar-wacana

Desentralisasi dan Kemiskinan

Dalam sejarah dunia,keputusan untuk memberlakukan kebijakan desentralisasi, di mana otonomi daerah adalah salah satu bentuk penjelmaannya, sering merupakan reaksi atas tuntutan dari bawah.

Secara umum,jawaban positif atas tuntutan dari bawah itu jarang yang sukarela, sering lambat dan tak jarang penuh hambatan. Ada memang desentralisasi yang diprakarsai dari atas berbarengan dengan perubahan politik dan runtuhnya rezim lama. Namun, lebih sering negara melakukan desentralisasi pada situasi post conflict sebagai cara untuk mengamankan proses rekonsiliasi dan perdamaian.

Desentralisasi mempunyai dimensi politik, dengan demokratisasi dan penguatan civil society sebagai kata kunci.Selain itu,perlu perhatian terhadap dimensi geografis dan administratif (deconcentration, devolution, dan delegation) serta keterkaitan dengan pasar (privatisasi).Konsep desentralisasi dan otonomi daerah (decentralization & local governance) diinterpretasikan dan diimplementasikan secara berbeda-beda, bahkan sering oleh sebuah instansi yang sama.(Richard Flaman,1999) Sebenarnya, desentralisasi bukanlah sebuah tujuan an sich,melainkan sebuah instrumen politik.

Ia merupakan sebuah persyaratan mendasar bagi berprestasinya birokrasi dalam sebuah negara hukum yang demokratis.Desentralisasi bukan sekadar konsep birokrasi alternatif, melainkan sebuah proses perubahan yang bersifat sangat politis dan sering merupakan bagian dari reformasi mendasar menuju demokratisasi. Realisasinya jauh lebih sulit dari sekadar masalah administratif. Desentralisasi mencakup tugas lintas sektoral dan berimplikasi pada perubahan mendasar serta masif dalam semua tataran dan sektor masyarakat.

Semakin besar perubahan yang dipicu, resistensi yang bakal dihadapinya cenderung semakin besar pula. Sayangnya,kenyataan lapangan dalam penerapan desentralisasi di negara-negara berkembang selama ini, termasuk di Indonesia, belum menunjukkan keterkaitan kausal antara desentralisasi dan keberhasilan pembangunan, misalnya dalam hal percepatan pertumbuhan, sustainable human development,dan pengurangan kemiskinan.

Penyebabnya, selain luasnya spektrum interpretasi tentang makna desentralisasi, juga akibat relatif singkatnya pengalaman uji cobanya serta tiadanya indikator dan kurang akuratnya data lapangan. Secara metodologi, juga sangat sulit untuk melakukan identifikasi dan isolasi berbagai faktor yang memengaruhi keberhasilan kebijakan desentralisasi. Selain itu, pada tataran proyek, kurang tajamnya rumusan tujuan dan formulasi hasil yang diinginkan serta lemahnya perencanaan operasional telah mempersulit evaluasi pencapaian tujuan.

Dampak Desentralisasi

Keputusan melaksanakan kebijakan desentralisasi dapat menumbuhkan harapan yang tidak realistis bahwa kebutuhan daerah sepenuhnya atau setidaknya jauh lebih baik bisa terpenuhkan. Begitu pula dengan penyelesaian berbagai masalah daerah. Selain itu, muncul pula harapan tentang dampak positifnya terhadap berbagai hal berikut.

Mulai dari proses demokratisasi, pembangunan berkelanjutan, impuls positif bagi ekonomi dan negara, pengentasan kemiskinan, pengurangan arus urbanisasi dan mobilisasi,identifikasi sosial-budaya serta pelestarian lingkungan hingga birokrasi yang efisien dan aspiratif. Namun kurang disadari bahwa dampak positif yang diharapkan itu hanya mungkin terjadi dalam proses jangka panjang. Padahal, tujuan yang dicanangkan jarang yang dirumuskan secara operasional.

Biasanya,hal tersebut lebih berbentuk harapan pencapaian yang diffuse, imbauan atau menggunakan berbagai elemen yang umum sehingga mempersulit management of expectation. Elemen pendukung utama seperti partisipasi civil society dan local ownership dalam proses pembangunan sering disandarkan pada harapan yang terlalu optimistis meski terkadang visioner,tetapi cenderung bersifat harmonis dan melupakan (kemungkinan) terjadinya konflik serta friksi. Cara pandang tersebut jelas jauh dari kenyataan lapangan.

Tak aneh,dalam literatur ilmiah terdapat kesepakatan luas bahwa dampak desentralisasi terhadap proses reformasi di negara berkembang selama ini umumnya mengecewakan atau paling tidak jauh dari yang diharapkan. Sangat jarang, terdapat perencanaan yang matang berikut strategi pencapaiannya. Umumnya, rencana yang ada bermuatan harapan yang tinggi meski terlalu umum dengan tujuan yang kabur dalam tataran konsepsional sehingga bermasalah dalam implementasinya.

Syarat Keberhasilan

Selain kemauan politik serta dedikasi dari para pengambil keputusan untuk reformasi, keberhasilan desentralisasi mempersyaratkan negara yang kuat dan pelibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, misalnya terkait penggunaan dana yang berkaitan langsung dengan kepentingan mereka.

Proses pendanaan yang melibatkan eksekutif dan legislatif sama sekali belum melibatkan masyarakat.Apalagi mereka yang miskin. Lebih dari itu, jumlah dan alokasi anggaran bukanlah satu-satunya kunci percepatan pengurangan kemiskinan seperti yang dijabarkan dalam Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs).Yang tak kalah penting keterhubungan antara rencana program dan kegiatan serta alokasi anggaran yang diarahkan ke lokasi-lokasi di mana masyarakat miskin berada.

Selain itu, perlu transparansi dan akuntabilitas penganggaran berupa indikator untuk mengukur keberhasilan yang jelas dan dapat diwujudkan dengan mudah di tingkat lapangan serta pemantauan dan evaluasi terkait peningkatan kesejahteraan dan penurunan kemiskinan. Perencanaan dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin didefinisikan sebagai proses yang menjamin agar rencana dan anggaran yang disusun meletakkan prioritas utama pada pengurangan kemiskinan. Perlu disadari, masalah kemiskinan sangatlah kompleks.

Guna mencari akar kemiskinan, diperlukan pendekatan khusus seperti participatory poverty assessment(PPA). Data yang diperoleh melalui kegiatan tersebut maupun data sekunder dari BPS,misalnya,dapat dipakai untuk mengukur dan memetakan kemiskinan sekaligus sebagai bahan monitoring dan evaluasi perkembangan kemiskinan di suatu daerah.

Sosialisasi data, perencanaan, penganggaran dan pemantauan serta evaluasi terusmenerus adalah sebuah keharusan. Tanpa itu, bisa dipastikan hal tersebut sekadar menjadi proyek singkat yang tak jarang mubazir.


Dikutip dari http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/05/18/279/220639/desentralisasi-dan-kemiskinan

SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN) TAHUN 2009

I. PERSYARATAN
A. Seleksi
1. Lulus Ujian Nasional SMA/MA/SMK/MAK atau yang setara tahun 2007, 2008 dan 2009.
2. Bagi calon peserta lulusan paket C harus menyerahkan fotokopi rapor tiga tahun terakhir.
3. Memiliki kesehatan yang memadai sehingga tidak mengganggu kelancaran proses belajar mengajar di Perguruan Tinggi.
4. Tidak buta warna bagi program studi tertentu.
B. Penerimaan 
Lulus Ujian Nasional, lulus SNMPTN 2009, dan sehat.
II. TEMPAT PENDAFTARAN UNTUK WILAYAH II, LOKAL PURWOKERTO
Universitas Jenderal Soedirman, Jln. Prof. Boenyamin 708, Kampus Unsoed Grendeng – Purwokerto, Telp. (0281) 635292 (Hunting) pesawat 217.
III.LINTAS WILAYAH
Peserta ujian dapat memilih Program Studi di setiap PTN di luar wilayah tempat peserta melakukan pendaftaran (lintas wilayah). Tempat ujian tidak merupakan kriteria penerimaan, sehingga peserta ujian tidak perlu mengikuti ujian di tempat Program Studi atau Universitas yang menjadi pilihannya. Peserta dapat memilih tempat ujian yang terdekat.
IV. JENIS TES
1. Tes Potensi Akademik (TPA)
2. Tes Bidang Studi Prediktif (TBSP) :
a. Tes Bidang Studi dasar terdiri atas mata ujian Matematika Dasar, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris
b. Tes Bidang Studi IPA terdiri atas mata ujian Matematika, Biologi, Kimia dan Fisika.
c. Tes Bidang Stdi IPS terdiri atas mata ujian Sosiologi, Sejarah, Geografi, dan Ekonomi.
3. Uji Ketrampilan untuk beberapa program studi.
V. PENYELENGGARAAN UJI KETRAMPILAN
Peserta ujian yang memilih program studi Keolahragaan dan/atau Kesenian diwajibkan mengikuti Uji Ketrampilan. Peserta Uji Ketrampilan dapat mengikuti ujian di Perguruan Tinggi Negeri penyelenggara Uji Ketrampilan terdekat yang memiliki Program Studi yang sama dengan Program Studi di Perguruan Tinggi Negeri yang menjadi pilihannya.
VI. JADUAL UJIAN
1. Ujian Tulis
Rabu, 1 Juli 2009 : Tes Potensi Akademik
  Tes Bidang Studi Dasar
Kamis, 2 Juli 2009 : Tes Bidang Studi IPA
  Tes Bidang Studi IPS
2. Uji Ketrampilan
Pendaftaran Uji Ketrampilan dilaksanakan pada tanggal 4 Juli 2009 dan pelaksanaan Uji Ketrampilan pada tanggal 8 Juli 2009.
VII.PEMBOBOTAN HASIL UJIAN
1. Program Studi yang tidak mengadakan uji ketrampilan, proporsi bobotnya adalah sebagai berikut :
a. Tes Potensi Akademik (TPA) : 30%
b. Tes Bidang Studi Prediktif (TBSP) : 70%
2. Program Studi yang mengadakan uji ketrampilan, proporsi bobotnya adalah sebagai berikut :
a. TPA & TBSP : 60%
b. Uji Ketrampilan : 40%
VIII. PENILAIAN HASIL UJIAN
1. Penilaian hasil ujian menggunakan ketentuan sebagai berikut :
Jawaban BENAR : + 4
Jawaban SALAH : - 1
Tidak Menjawab : 0
2. Setiap mata ujian akan dinilai berdasarkan peringkat dengan skala nol sampai seratus sebelum nilai tersebut dijumlahkan. Oleh karena itu, setiap mata ujian harus dikerjakan sebaik mungkin dan tidak ada yang diabaikan.
IX. KELOMPOK UJIAN
Peserta SNMPTN terbagi menjadi 3 kelompok :
1. Kelompok Ujian IPA
2. Kelompok Ujian IPS
3. Kelompok Ujian IPC (campuran IPA dan IPS).
Setiap peserta dapat mengikuti kelompok Ujian IPA, IPS atau IPC tidak harus sesuai dengan jurusan SMA/MA/SMK/MAK yang bersangkutan.
X. KELOMPOK PROGRAM STUDI DAN JUMLAH PILIHAN
1. Program Studi yang ada di Perguruan Tinggi Negeri dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Program Studi kelompok IPA dan IPS.
2. Setiap peserta ujian kelompok IPA/IPS dapat memilih maksimal dua program studi sesuai dengan kelompok ujian yang diikuti.
3. Setiap peserta kelompok ujian IPC dapat memilih maksimal tiga program studi dengan catatan minimal satu program studi kelompok IPA dan satu program studi kelompok IPS.
4. Urutan pilihan Program Studi merupakan prioritas pilihan.
5. Peserta ujian yang memilih satu program studi boleh memilih program studi dari PTN di wilayah mana saja (lintas wilayah).
6. Peserta ujian yang memilih dua program studi atau lebih, salah satu program studi tersebut harus merupakan program studi dari PTN yang berada satu wilayah dengan tempat peserta mengikuti ujian. Pilihan yang lain dapat merupakan program studi dari PTN di luar wilayahnya (lintas wilayah).
7. Daftar program studi, daya tampung dan jumlah peminat tahun 2008 akan dicantumkan dalam Buku Panduan Peserta.
XI. BIAYA UJIAN
1. Rp 150.000,00 (Seratus lima puluh ribu rupiah) per peserta untuk kelompok IPA atau IPS.
2. Rp 175.000,00 (Seratus tujuh puluh lima ribu rupiah) per peserta untuk kelompok IPC (IPA + IPS).
3. Biaya tersebut disetor ke Bank Mandiri. Biaya yang sudah disetor tersebut tidak dapat ditarik kembali dengan alasan apapun.
XII. CARA MEMPEROLEH FORMULIR PENDAFTARAN
1. Membayar biaya ujian di Bank Mandiri melalui :
a. Kantor Cabang Bank Mandiri di seluruh Indonesia.
b. ATM Mandiri.
c. Mandiri Internet.
d. Loket Bank Mandiri yang berada di tempat pendaftaran.
2. Saat melakukan pembayaran, calon peserta memasukkan informasi :
a. Lokasi ujian.
b. Nomor ID calon peserta (KTP/SIM/Tgl Lahir Lengkap)
c. Kelompok Ujian (IPA/IPS/IPC).
3. Pembayaran dapat dilakukan secara kolektif di seluruh cabang Bank Mandiri dengan melengkapi daftar calon peserta seperti butir (2).
4. Pembayaran dapat dilakukan mulai tanggal 1 Juni 2009 (dapat diwakilkan).
5. Penukaran bukti pembayaran (slip setoran/struk ATM/print out Internet Banking asli dari bank) dengan Formulir Pendaftaran SNMPTN 2009 di Panitia Lokal setempat dapat dilakukan tanggal 15 – 26 Juni 2009 (dapat diwakilkan).
XIII.CARA PENGEMBALIAN FORMULIR PENDAFTARAN
1. Pengembalian Formulir Pendaftaran dilaksanakan di Panitia Lokal pada tanggal 15 – 27 Juni 2009.
2. Pengembalian Formulir Pendaftaran harus dilakukan sendiri (tidak boleh diwakilkan).
3. Pada saat mengembalikan Formulir Pendaftaran, peserta harus membawa :
- Formulir Pendaftaran SNMPTN yang sudah diisi lengkap dan benar serta tiga lembar pasfoto berwarna terbaru ukuran 4 x 6 cm, yang sudah ditempelkan pada bukti hadir dan tanda peserta SNMPTN (kecuali tanda tangan dan cap jempol).
- Fotokopi Ijazah dan STL serta menunjukkan aslinya.
- Fotokopi Identitas Diri (KTP/Paspor/Kartu Pelajar) dan menunjukkan aslinya.
XIV. BEASISWA MENGIKUTI UJIAN (BMU)
Panitia Pelaksana SNMPTN menyediakan Beasiswa Mengikuti Ujian (BMU) dalam jumlah yang terbatas untuk lulusan SMA/MA/SMK/MAK Negeri maupun Swasta dari keluarga yang secara finansial kurang mampu yang memenuhi persyaratan. Beasiswa tersebut berupa : 
1. Biaya untuk pembelian Formulir Pendaftaran IPA/IPS dan;
2. Uang saku sebesar Rp 250.000,00 untuk mengikuti ujian SNMPTN.
Persyaratan dan tata cara untuk memperoleh BMU dapat diperoleh di situs web http://www.snmptn.ac.id.
XV. PENGUMUMAN HASIL UJIAN
Hasil ujian diumumkan melalui situs web http://www.snmptn.ac.id yang dapat diakses mulai pukul 00.00 tanggal 1 Agustus 2009.
XVI. DAFTAR PROGRAM STUDI
Daftar Program Studi yang ditawarkan oleh PTN dapat dilihat melalui situs web http://www.snmptn.ac.id
XVII.SITUS RESMI DAN ALAMAT PANITIA PELAKSANA SNMPTN
1. Situs resmi SNMPTN 2009 adalah http://www.snmptn.ac.id Segala informasi mengenai SNMPTN dapat diakses melalui situs web tersebut.
2. Alamat Panitia Pelaksana SNMPTN 2009 Gedung D Lantai 2, Depdiknas Jl. Jend. Soedirman, Pintu I Senayan Jakarta.


Dikutip dari http://www.unsoed.ac.id/cmsunsoed/detail/cat/dnmcid/id1d/3/id2d/255/seleksi-nasional-masuk-perguruan-tinggi-negeri-(snmptn)-tahun-2009

Tantangan Ekonomi 2010

Jika semua proses Pemilu 2009 berjalan lancar, bangsa Indonesia akhir 2009 ini dijadwalkan akan memiliki presiden baru.

Siapa pun presiden yang terpilih nanti, yang pasti dalam satu tahun pertama masa pemerintahannya harus siap bekerja keras karena dihadapkan pada berbagai tantangan ekonomi yang cukup berat di 2010. Tantangan tersebut bisa berasal dari faktor global maupun domestik.

Dari sisi global, tantangan terbesar adalah kemungkinan gagalnya program stimulus ekonomi di berbagai negara yang bisa berakibat pada terganggunya proses pemulihan ekonomi dunia.Seperti diketahui, dalam rangka menahan derasnya arus krisis, banyak negara mengucurkan stimulus ekonomi di 2009.

Nilai total stimulus ekonomi global ini diperkirakan mencapai lebih dari USD2 triliun. Kebijakan stimulus ini telah menyebabkan pembengkakan defisit anggaran pada masing-masing negara yang pada saatnya harus dibiayai melalui instrumen surat utang atau obligasi negara.

Ini artinya, pada 2010 akan terjadi kebutuhan pembiayaan secara global yang berpotensi menciptakan persaingan tidak sehat dalam perebutan likuiditas. Berbagai negara akan berlomba menawarkan suku bunga lebih tinggi untuk menarik perhatian pasar. Perang suku bunga obligasi negara apalagi dalam konteks global, tentu berdampak negatif bagi perekonomian.

Selain menciptakan persaingan tidak sehat di pasar finansial, hal ini juga berpotensi menggerus anggaran negara karena meningkatkan beban utang. Bagi sektor korporasi, kondisi ini akan memberikan tekanan dalam mencari pembiayaan dari publik (crowding-out effect).

Sementara bagi perbankan, kondisi ini akan memicu naiknya suku bunga bank yang pada gilirannya akan meningkatkanbiaya dana (costoffunds) dan meningkatkan risiko kredit. Berbagai dampak di atas akan semakin parah jika kebijakan stimulus ekonomi global ternyata mengalami kegagalan,baik karena distorsi kebijakan maupun inefisiensi anggaran. Sebab, beban utang yang tinggi tidak disertai outputekonomi yang tinggi pula.

Saving-Invesment Gap

Tantangan global lainnya dalam 2010 adalah terjadinya ketidakseimbangan dalam savinginvestment gap (S-I gap). Secara konsep, S-I gap atau resource gap terjadi jika gross domestic saving (tabungan) lebih besar daripada gross capital formation (investasi).

Untuk mengukur S-I gap, digunakan perilaku ekonomi dari empat komponen, yakni rumah tangga, perusahaan,pemerintah,dan bank sentral.Sementara satuan yang digunakan adalah nilai relatif, yaitu persentase tabungan dan investasi terhadap PDB. Idealnya, semua tabungan yang tersedia dalam suatu negara harus dipergunakan untuk membiayai investasi atau S-I gap adalah nol.

Jika S-I gapsemakin besar,mencerminkan kondisi yang semakin buruk karena menunjukkan banyaknya uang menganggur (excess liquidity) yang tidak dimanfaatkan untuk investasi di sektor riil. Dalam 10 tahun terakhir, perilaku S-I gap antara negara berkembang dan negara maju tampak bertolak belakang.

Di negara berkembang, S-I gap bernilai positif alias banyak dana menganggur di tabungan dan belum dimanfaatkan untuk kebutuhan investasi. Sebaliknya,di negara maju,S-I gap cenderung bernilai negatif. Artinya, masih besar sekali pendanaan (tabungan) yang dibutuhkan untuk membiayai investasi.

Selanjutnya, kondisi ini telah memicu antusiasme dari negara maju untuk menarik dana dari negara berkembang yang ditandai dengan perkembangan pesat dalam inovasi produk finansial di negara-negara maju, termasuk dalam bentuk sekuritisasi aset dan penciptaan instrumen derivatif.

Sayangnya, dewasa ini antusiasme tersebut telah kebablasan dan menyebabkan negara maju mengabai kan prinsip kehati-hatian mengembangkan produk finansialnya. Peranti hukum di pasar finansial yang masih lemah (misalnya belum ada aturan jelas mengenai hedge funds) semakin membuka akses negara maju untuk melakukan rekayasa finansial demi menarik likuiditas dari negara berkembang.

Kondisi demikian, jelas bisa menciptakan distorsi dan menyebabkan ketidakstabilan di pasar global. Akibatnya, krisis sulit pulih dan bisa berulang kembali. Agar tidak terus menjadi korban, negara berkembang termasuk Indonesia harus proaktif menyerukan reformasi sistem finansial global dan meningkatkan aspek surveillancedi pasar finansial.

Kondisi Infrastruktur

Dari sisi domestik, tantangan 2010 diperkirakan berasal dari dua hal, yaitu masih tingginya angka pengangguran dan kemiskinan dan kondisi infrastruktur yang belum memadai. Pada 2008, angka pengangguran terbuka mencapai 8,5 persen dan angka kemiskinan 15,4 persen.

Semakin kuatnya intensitas krisis yang diperkirakan terjadi pada triwulan III dan IV-2009, berpotensi menambah angka pengangguran dan kemiskinan di tahun 2010. Ini terjadi karena di tengah turunnya permintaan global, banyak perusahaan di industri manufaktur melakukan rasionalisasi atau PHK massal.

Untuk infrastruktur, selain kualitasnya yang belum memadai, kuantitas infrastruktur di Indonesia juga sangat rendah jika dibandingkan negara lain yang sebaya. Tingkat konsumsi listrik perkapita, misalnya. Jika dibandingkan Thailand,konsumsi listrik perkapita Indonesia hanya sebesar ?- nya dibanding China sekitar 1/2- nya dan dibanding Malaysia hanya 1/8-nya.

Gambaran serupa juga terjadi pada berbagai infrastruktur lainnya, seperti penyediaan air bersih, panjang jalan, tingkat kepadatan jalan, jaringan telepon, dan sanitasi perkotaan. Tentunya, selain mengurangi daya tarik investor, ketersediaan infrastruktur secara tidak memadai akan membatasi aktivitas ekonomi masyarakat yang pada gilirannya melemahkan pencapaian pertumbuhan ekonomi. Adalah menjadi tantangan bagi pemerintah baru di 2010 nanti untuk bisa menyelesaikan berbagai tantangan ekonomi di atas secara baik.


Dikutip dari http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/06/02/279/225200/tantangan-ekonomi-2010

Kamis, 21 Mei 2009

Kuliah Umum Dr. Cri Puspa Dewi Motik Pramono, MSc tentang Kewirausahaan

Kuliah Umum Dr. Cri Puspa Dewi Motik Pramono, MSc tentang Kewirausahaan di Unsoed dilaksanakan hari Rabu, 20 Mei 2009 pukul 13.00 WIB bertempat di Gedung Roedhiro lantai 3 Fakultas Ekonomi dengan peserta Civitas Akademika Unsoed.

Biodata :

Nama:

Dr. Cri Puspa Dewi Motik Pramono, MSc
Lahir:

Jakarta, 10 Mei 1949
Suami:
Pramono Soekasno
Anak:
1. Moza Pramita Pramono
2. Adimaz Prarezeki Pramono
Pendidikan:
S1 Sarjana Pendidikan IKIP Jakarta
S1 Seni Rupa, Florida International University, Miami, USA
S2 Pengkajian Ketahanan Nasional, Universitas Indonesia
S3 Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Universitas Negeri Jakarta
Jabatan Sekarang:
1. Pimpinan Umum DE MONO Group (LPKK DE MONO dan Koperasi DE MONO)
2. Presiden Direktur PT Puncak Wawasan Indah
Karir Akademik:
1. Dosen Seminar Kewirausahaan pada Fakultas Ekonomi di Universitas Trisakti dan Universitas Indonusa Esa Unggul, Jakarta.
2. Dosen Luar Biasa Ilmu Kesejahteraan Keluarga Indonesia pada Universitas Negeri Jakarta.
Pengalaman Organisasi:
1. Bersama Dr. Hj. Kemala Motik Abdul Gafur, mendirikan IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) pada tahun 1975
2. Menjabat sebagai Ketua Kehormatan Presiden IWAPI Pusat
3. Ketua Umum DPP ISIKKI (Ikatan Sarjana Ilmu Kesejahteraan Keluarga Indonesia)
4. Ketua Kadin Indonesia bidang Lingkungan Hidup sampai sekarang
5. Ketua Umum DPP IKABOGA Indonesia (Ikatan Ahli Boga Indonesia) dengan masa bakti 1987-1990 sampai saat ini (2002- 2006)
6. Ketua Subkonsorsium Usaha Jasa Boga dan Memasak Depdikbud pada tahun 1984- 1987 dan 1987-1990
7. Wakil Komisi Umum di Dewan Latihan Kerja Nasional Depnaker
8. Dewan Pembina Association Apprel Manufactory Indonesia
9. Salah satu Pendiri International Federation of Women Enterprenuer’s (IFWE) yang berpusat di New Delhi dan sejak 1996 sampai sekarang menjadi Presiden IFWE
10. Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia periode 1988-1993.
11. Anggota dari lembaga di bawah naungan UNDP PBB yang mempromosikan hasil-hasil produksi barang seni dari negara berkembang atas nama negara -negara Asia.
12. Anggota dari World Assembly of Small & Medium Enterprises (WASME), 1991-sekarang
13. Ketua Umum Iwapi Pusat
14. Ketua Bakornas PKMI (Badan Koordinasi Nasional Pengusaha Kecil dan Menengah Indonesia), 21 Agustus 1992
15. Dewan Pembina/ Penasehat Koperasi DE MONO (Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah), 1994
16. Dewan Pembina/ Penasehat Kowapi, 1994
17. Ketua Pelaksana “The 3rd Meeting International Federation of Women Entreprenuers” di Jakarta, 17 September 1994.
18. Ketua Penyelenggara Konferensi Ikatan Sarjana Ilmu Kesejahteraan Keluarga Indonesia yang dihadiri oleh banyak negara sahabat di Jakarta, 16-18 Juli 1995
19. Juri "World Young Business Achiever Award", 23 Januari 1996
20. Pembicara pada seminar "On Improving Trade & Investment antara Indonesia & Yunani di Athena, Yunani, 4-6 Maret 1996
21. Pembicara pada “International Congress of World Association of Small and Medium Enterprises” (WASME) di New Delhi, India. Serta menerima Special Honor Award dari WASME sekaligus terpilih sebagai Wakil President WASME, 16- 19 April 1996
22. Pembicara dalam "World Convention The Federation of Island Nation for World Peace" di Tokyo, Jepang, 16-18 Juni 1996
23. Pembicara dalam 5th International Federation of women Entrepreneur Conference di Adelaide, Australia, 21-24 Agustus 1996
24. Pembicara dalam "Australian Council of Business Women LTd.-Business Forum" di Sydney, Australia, 26 Agustus 1996
25. Pembicara dalam "The Xth World Association of Small & Medium Enterprises Congress" di Miami, Florida, USA, 6-9 April 1997
26. Memimpin sidang "The VIth International Federation of Women Entrepreneurs Conference (IFWE) sebagai President IFWE di Accra, Ghana -Afrika Barat, 16- 19 September 1997
27. Pembicara dalam "An International Forum of Strengthening Women’s Business Organization" di Washington DC,USA, 22-24 September 1997
28. Pembicara dalam "FCEM 45th International Congres of Women Business Owners: oleh The National Association of women Business Owners” Republic of South Afrika di Cape Town, South Afrika, 12-16 Oktober 1997
29. Anggota Delegasi Indonesia mewakili Dunia usaha pada "Asia Pacific Forum for Environment and Development (APFED) di Jakarta, 3-6 Mei 2002
30. Anggota Delegasi Indonesia mewakili Business Forum dalam Preparqtory Committee IV Ministerial Meeting Wold Summit and Suistainable Development di Bali, 3-6 Juni 2002

Penghargaan al:::
"Orang Muda Yang Berkarya" yang diberikan langsung oleh Presiden RI 28 Oktober 1988:: Orang yang berjasa dalam bidang Pendidikan di luar sekolah dari Depdikbud 14 September 1991.
:: The Golden Award dari Kadin Udine Friuli Vanesia Italy di bidang Ekonomi, 24 Mei 1992
:: Women’s of The Year, 17 Juni 1992
:: 21 Kartini Indonesia, 21-6-1992
:: Penghargaan dari Depparpostel, 25-9-1992
:: 12 Wanita Karier Berprestasi Indonesia, 4 Oktober 1992
:: Special Honour dari World Assembly of Small and Medium Enterprises, 18 Desember 1993
:: “Citra Wanita Pembangunan Indonesia 1994”, 7 Juni 1994
:: “Citra Wanita Orde Baru” sebagai wanita yang berperan dalam perkembangan pengusaha kecil dan menengah, 27 April 1995
:: "Karya Bakti Koperasi dan Pengusaha Kecil, 17-8-1997
:: Profesi Award ’97 dari Yayasan Pedukung Karier dan Prestasi, 10 Oktober 1997
:: "Peniti Emas" Prestasi Wanita Indonesia, 18 April 1998

tokohindonesia.com/ensiklopedi/d/dewi-motik/index.shtml